Selasa, 17 April 2018

MAKALAH SILABUS DAN KISI-KISI PENILAIAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran dan lebih khusu lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Sesuai dengan prinsip otonomi dan Mnajemen Peningkatan Mutu Berbasi Sekolah (MPMBS), pelaksanaan pembelajaran dalam hal ini guru perlu diberikan keleluasaan dan diharapkan mampu menyiapkan  silabus, memilih straegi pembelajaran, dan penilaiannya yang sesuai dengan kondisi dan potensi peserta didik dan lingkungan masing-masing.
Berdasarakan pertimbangan tersebut, maka perlu dibuat buku pedoman untuk meningkatkan pengembangan silabus yang berbasis kompetensi. Pengembangan silabus ini meliputi dua macam, yaitu pedoman umum dan pedoman khusus untuk setiap mata pelajaran. Pedoman umum pengembangan silabus memberikan penjelasan secara umum tentang prosedur dan cara mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk menjadi indicator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan pedoman khusus menjelaskan mekanisme pengembangan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang disertai contoh-contoh untuk lebih memperjelas langkah-langkah silabusnya.

B.     Rumusan Masalah
C.    Tujuan Penulisan



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Silabus
1.      Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (Salim, 1987:98). Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar.
Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan cirri dan kebutuhan daerah setempat.
2.       Isi Silabus
Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain ialah dokumen kurikulum yang biasanya disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas daripada pedoman kurikulum. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsure-unsur :
a.       Tujuan mata pelajaran yang diajarakan;
b.      Sasaran-sasaran mata pelajaran;
c.       Keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik;
d.      Urutan topik-topik yang diajarkan;
e.       Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran;
f.       Berbagai teknik evaluasi yang digunakan.
B.     Silabus dan Kisi-Kisi Penilaian
Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian mata pelajaran harus disusun sesuai dengan kebutuhan daerah/sekolah. Sehingga benar-benar menjadi pedoman guru dalam mengembangakan pembelajaran dan pengorganisasian seluruh komponen yang dapat mengubah perilaku peserta didik.
Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk mengetahuai kemajuan belajar siswa mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaiakan, memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adalah: valid, memdidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.
Langkah-langkah penyusunan silabus dan sistem penilaian hampir sama urutannya dengan tahapan-tahapan penyusunan silabus, yaitu identifikasi mata pelajran; perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; penentuan materi pokok; pemilihan pengalaman belajar; perkiraan waktu yang dibutuhkan; dan pemilihan sumber atau bahan atau alat. Dalam hal ini ditambah dengan penentuan indikator dan penilaian yang meliputi jenis tagihan bentuk instrument, dan contoh instrument.
C.     Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Untuk mengembangkan instrumen penilaian terlebih dahulu diperhatikan indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yaitu teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrument.
1.      Teknik Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.  Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.
Dalam melaksanakan penilaian, penyusun silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
a.       Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.
b.      Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
c.       Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi, dan bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.
Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.
Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian, baik  formal maupun nonformal secara berkesinambungan. Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.
Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. Dengan demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi  siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil dengan  melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
2.      Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya.Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan dan sebagainya. Selain tes tulis, tes lisan juga dianjurkan dalam bentuk instrument untuk teknik penilaian. Tes lisan ini biasanya berbentuk daftar pertanyaan. Kemudian ada  tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja prosedur dan produk.
Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat, selanjutnya instrumen tes itu dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.
3.      Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya. Contoh instrumen dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.  Namun, apabila dipandang hal itu menyu­lit­kan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.




Berikut ini contoh kisi-kisi silabus dan system penilaian



BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian mata pelajaran harus disusun sesuai dengan kebutuhan daerah/sekolah. Sehingga benar-benar menjadi pedoman guru dalam mengembangakan pembelajaran dan pengorganisasian seluruh komponen yang dapat mengubah perilaku peserta didik.
Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk mengetahuai kemajuan belajar siswa mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaiakan, memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adalah: valid, memdidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.

DAFTAR PUSTAKA


Abdul   Majid. (2006). Perencanaan   Pembelajaran.   Bandung:   PT  Remaja Rosdakarya. Agung  Tri  Wahyudi. (2010).
Benny  A  Pribadi. (2009). Model  Desain  Sistem  Pembelajaran. Jakarta: PT  Dian Rakyat.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Dwi Siswoyo, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Eko P Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Made Wena. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar